Jakarta, 23 September 2021. drg.Ignatia Wulandari, mahasiswa program pedidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonti angkatan 2017 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) berhasil meraih penghargaan “the 3rd Best E-Poster” Case Report Presentation dengan judul “Orthodontic Treatment in Patient with OSA and OURT” dalam acara 6th Federation of South East Asian Sleep Medicine Congress and 3rd INA Sleep Medicine Congress 2021 (FSSM- Ina Sleep Medicine Congress) 2021 yang diumumkan pada 19 September 2021.
“Kompetisi nasional maupun internasional merupakan ajang mahasiswa menunjukkan prestasinya. Dokter gigi selain handal mendiagnosis kondisi gigi dan mulut dan jaringan sekitarnya (dentokraniofasial) juga harus peka mendeteksi kesehatan umum yang karakteristiknya atau gejalanya berada di area dentokraniofasial, sehingga dokter gigi selain melakukan perawatan di bidangnya juga mampu mendeteksi kesehatan umum pasien dan merujuknya ke dokter spesialis yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Dengan demikian pasien akan mendapatkan perawatan multidisiplin. Mahasiswa Program Spesialis Ortodonti banyak mempelajari ilmu tumbuh kembang dentokraniofasial antara lain mempelajari OSA (Obstructive Sleep Apnea) dan OURT (Obstruction of Upper Respiratory Tract) sehingga perawatan ortodonti dengan berbagai alat dan metodenya dapat banyak membantu pasien-pasien dengan gejala OSA dan OURT.” ujar Prof. Dr. drg. Miesje K. Purwanegara, S.U., Sp.Ort(K) selaku dosen pembimbing. Kompetisi ini dilaksanakan secara digital pada 7 September 2021, finalis 9 besar diumumkan pada 17 September 2021, ujian tanya jawab dengan juri diadakan pada tanggal 19 September 2021 dan diumukan pada hari itu juga dengan total 38 peserta.
Federation of South East Asian Sleep Medicine (FSSM) adalah Federasi Sleep Medicine dalam lingkup regional yang menaungi negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam. FSSM didirikan pada tahun 2011 dan pada tahun ini diadakan secara digital dibawah naungan INA Sleep Medicine (Indonesian Association of Sleep Medicine).
Organisasi yang terlibat dari Indonesia adalah PAPDI (Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia), Perdossi (Persatuan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia), PERPARI (Perhimpunan Respirologi Indonesia), PERHATI KL (Perhimpunan Dokter Spesialis THT Bedah Kepala Leher Indonesia), PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), PERKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia), IDAI (Ikatan dokter anak indonesia), IACMD (Indonesian Academy of Craniomandibular Disorders/ perwakilan dentistry).
Case Report Competition merupakan perlombaan di mana mahasiswa spesialis kedokteran dan kedokteran gigi menyajikan suatu kasus kedokteran atau kedokteran gigi yang berhubungan dengan bidang sleep medicine, yang meliputi anamnesis pasien, riwayat medis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan penunjang, diagnosis, rencana perawatan, hasil perawatan, serta analisis hasil perawatan yang berhubungan dengan sleep medicine yang dilakukan pada pasien tersebut. Peserta wajib membuat abstrak, tulisan ilmiah, poster, dan presentasi selama 7 menit dalam bahasa Inggris, serta 5 menit untuk sesi tanya jawab dari dewan juri.
Penilaian kompetisi ini didasarkan oleh beberapa komponen yaitu kekompleksitasan kasus, kelangkaan kasus, deskripsi kasus, penjabaran penanganan kasus serta hubungannya dengan berbagai ilmu multidisiplin, keberhasilan perawatan kasus, kemampuan dalam menyajikan presentasi, ketepatan menjawab pertanyaan, kemampuan berpikir secara kritis serta tingkat kepercayaan diri selama presentasi dan menjawab pertanyaan dengan dewan juri.
Ignatia mengatakan bahwa kompetisi ini selain menambah pengetahuan mengenai luasnya bidang ilmu kedokteran gigi yang berhubungan dengan area dentokraniofasial serta bidang kedokteran umum lainnya, juga menambah ketrampilan peserta dalam berdialog dan menulis dalam bahasa Inggris. ”Saya banyak belajar mengenai ilmu kedokteran lainnya yang berhubungan dengan sleep medicine. Ilmu ini penting diketahui untuk penanganan pasien secara komprehensif terutama dalam bidang sleep medicine yang berhubungan dengan ortodontik. Kerjasama multidisiplin dengan berbagai bidang kedokteran dan kedokteran gigi perlu dikedepankan untuk mendapatkan keberhasilan perawatan pasien dalam jangka panjang.” ujar Ignatia.