Prof. Dr. drg. Yosi Kusuma Eriwati, M.Si Kaji Optimasi Perawatan Gigi & Mulut Melalui Material Kedokteran Gigi Kontemporer

Berita


Prof. Dr. drg. Yosi Kusuma Eriwati, M.Si. dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Material Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Universitas Indonesia (UI). Prosesi pengukuhan yang dipimpin langsung oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D., tersebut diadakan pada Rabu (29/11), di Balai Sidang UI Kampus Depok.

Prof. Yosi resmi dikukuhkan sebagai guru besar setelah menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Optimasi Perawatan Gigi dan Mulut Melalui Material Kedokteran Gigi Kontemporer”. Dalam pidatonya, Prof. Yosi menyebut bahwa perkembangan kedokteran gigi klinis, pada kenyataannya, adalah perkembangan material kedokteran gigi dan teknologi produksi yang selalu terbarukan. Penemuan material kedokteran gigi bukan hanya tentang memperbaiki gigi yang berlubang, melainkan juga cara menciptakan solusi untuk memastikan biokompatibilitas dan daya tahan material yang digunakan agar kesehatan jangka panjang pasien meningkat.

Saat ini, golongan material yang digunakan dalam kedokteran gigi meliputi logam, polimer, keramik, dan komposit. Logam telah lama dipilih untuk kekuatan dan durabilitasnya; polimer untuk fleksibilitas dan adaptasinya; keramik untuk kekerasan dan keindahan estetikanya; serta komposit untuk keserbagunaan (versatility) dan kemampuannya dalam meniru penampilan gigi asli. Setiap material memiliki peran unik dan spesifik dalam perawatan klinis, dan pemilihan yang tepat dari material tersebut bisa berdampak besar pada hasil perawatan.

Sifat fisik, mekanis, dan kimia dari material harus menjadi acuan dalam penggunaan klinis. Untuk memahaminya, perlu kajian dasar ilmu material tentang hubungan struktur material, komposisi dan sifat-sifatnya, proses pembuatan/sintesis, serta performance/aplikasi/biaya. Menurut Prof. Yosi, penerapan pengetahuan tersebut dalam praktik sehari-hari memungkinkan kedokteran gigi restorative modern untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya secara signifikan.

“Ini berujung pada peningkatan kesuksesan klinis dan prognosis pascaperawatan, serta memberikan kontribusi yang tak terukur pada konservasi gigi asli. Konservasi gigi asli pasien inilah yang merupakan salah satu tujuan utama dalam perawatan kedokteran gigi,” ujar Prof. Yosi.

Material kedokteran gigi masa kini dikategorikan berdasarkan fungsinya. Pertama, material preventif yang mencakup pasta gigi, fluoride varnish, pit and fissure sealant, obat kumur, agen remineralisasi, dan glass ionomer. Kedua, material restorasi yang terdiri atas glass ionomer, resin komposit, serta material restorasi direct dan indirect. Ketiga, material auxiliaries, yakni material yang digunakan untuk pembuatan protesis gigi, seperti logam/aloi, keramik, malam, gipsum, material tanam tuang, material cetak, dan resin akrilik. Material-material tersebut sangat “cerdas” dan responsif terhadap lingkungan, sehingga dapat memberikan terobosan bagi pelayanan dan perawatan gigi dengan dampak klinis yang lebih baik.

Akan tetapi, pasar material kedokteran gigi di Indonesia masih didominasi oleh barang impor, dengan lebih dari 95% produk berasal dari luar negeri. Industri dalam negeri yang memproduksi material, seperti gips, alginate, dan bone graft pun berjumlah terbatas. Menurut Prof. Yosi, ketergantungan para dokter gigi pada produk impor tidak hanya membatasi kemajuan industri lokal, tetapi juga meningkatkan biaya perawatan bagi pasien. Oleh karena itu, peningkatan penelitian dan kolaborasi dengan industri diperlukan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dapat diandalkan oleh para praktisi kesehatan gigi di Indonesia.

“Seharusnya, peluang perkembangan industri material kedokteran gigi di Indonesia sangat besar karena penduduk Indonesia berada di posisi keempat dunia dengan jumlah dokter gigi mencapai 44.163 (per 11 November 2023). Kolaborasi sinergis antara akademisi/peneliti, profesional kesehatan, dan sektor industri dapat mendorong lahirnya berbagai inovasi untuk menangani tantangan kesehatan gigi dan mulut,” kata Prof. Yosi.

Sebelum penelitian tersebut, Prof. Yosi juga meneliti berbagai topik seputar material kedokteran gigi. Beberapa di antaranya adalah Evaluasi Perbandingan Kekuatan Tekan dan Kekuatan Lentur pada Resin Komposit Mikrohibrida (2023); Growth Inhibiton of Streptococcus Mutans by Fluoride Varnish Containing Averrhoa Bilimbi L. and Piper Crocatum Leaves Extract (2022); dan Acid Buffer Capacity and Compressive Strength of Bioactive Restorative Materials in The Cariogenic pH Solution (2022).

Prof. Yosi menempuh pendidikan S1 Kedokteran Gigi UI (1979); S2 Ilmu Material Fakultas Pascasarjana UI (1991) ; dan S3 Ilmu Material, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI (2003). Ia pernah menjabat sebagai Dekan FKG UI Periode 2014–2018, Ketua Departemen Ilmu Material Kedokteran Gigi (2008–2013), dan Wakil Dekan Non-Akademik FKG UI (2004–2008).

Selain itu, sejak tahun 2018 hingga sekarang, ia aktif sebagai Research Visitor di Ivoclar-Vivadent Inc dan SUNY at Buffalo, Buffalo, USA. Prosesi pengukuhan guru besar Prof. Yosi turut dihadiri oleh Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UI Periode 2019–2023, Saleh Husin, S.E., M.Si.; Anggota MWA UI Unsur Tenaga Kependidikan, Luluk Tri Wulandari, M.Hum.; Guru Besar Riset Pusat Penelitian Politik LIPI, Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti; Wakil Rektor 2 UI periode 2007–2013, Dr. Tafsir Nurchamid; Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI Periode 2017–2021, Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu; Dekan Fakultas Psikologi UI periode 2017–2021, Dr. Tjut Rifameutia Umar Ali; dan Head of Professional Marketing Personal Care Unilever, drg. Ratu Mirah Afifah.

id_IDIndonesian