Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) melalui Departemen Prostodonsia berkolaborasi dengan Puskesmas Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat serta Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia – RSUPN Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) dalam kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Optimalisasi Pelayanan Aktif pada Massa Otot Lansia (OPA-OMA)”. Kegiatan ini merupakan bentuk inovasi layanan kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan pelayanan bagi lansia, khususnya dalam mendeteksi serta menangani sarkopenia dan dampaknya terhadap kesehatan secara umum, termasuk kesehatan gigi dan mulut.
Sarkopenia merupakan kondisi penurunan massa dan fungsi otot yang kerap terjadi pada lansia. Kondisi ini memiliki dampak luas seperti meningkatnya risiko jatuh dan patah tulang, penurunan kemampuan fungsional, turunnya kualitas hidup, hingga peningkatan risiko kesakitan dan kematian. Oleh karena itu, program OPA-OMA menjadi bentuk upaya kolaboratif yang strategis dalam menanggulangi isu tersebut sejak dini, dengan melibatkan lintas disiplin keilmuan dan dukungan dari institusi kesehatan pemerintah.
Kegiatan perdana berupa launching Sekolah OPA-OMA dilaksanakan pada 9 Mei 2025 di Graha Finelink, Taman Sari, dan dihadiri oleh 89 peserta lansia. Pada kegiatan ini, para lansia mengikuti serangkaian pemeriksaan menyeluruh meliputi kesehatan umum, massa otot, kondisi gigi dan mulut, serta evaluasi kesehatan jiwa. Para peserta akan mengikuti program sekolah lansia yang terbagi dalam dua gelombang. Setiap gelombang akan berlangsung selama tiga bulan, sehingga seluruh rangkaian program ini akan berjalan dari bulan Mei hingga Oktober 2025.
Sekolah lansia ini terdiri atas berbagai kelas edukatif dan interaktif, yakni kelas olahraga, kelas gigi dan mulut, kelas psikolog, kelas gizi, dan kelas kesehatan tradisional (Hatra). Fokus utama dalam kelas gigi dan mulut adalah pemeriksaan terhadap berbagai aspek seperti kebersihan mulut, kondisi saliva, fungsi motorik mulut, kekuatan tekanan lidah, serta fungsi mengunyah dan menelan. Pemeriksaan dilakukan menggunakan alat khusus seperti oral diadochokinesis (ODK) dan tongue pressure instrument device. Selain itu, peserta juga mendapatkan penyuluhan dan modul pembelajaran seputar kesehatan gigi dan mulut yang dirancang untuk edukasi para lansia dan kader Puskesmas, sehingga manfaat program ini dapat menjangkau lebih luas di tingkat komunitas.
Program ini mendapat dukungan penuh dari sejumlah pihak eksternal seperti Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, dr. Erizon Safari, M.K.K., Wakil Camat Taman Sari, Bapak Daniel Azka Alfarobi, serta Kepala Puskesmas Kecamatan Taman Sari, dr. Irma Sufriani, M.AP. Kolaborasi yang terjalin dalam kegiatan ini mencerminkan semangat gotong royong dalam pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya bagi kelompok lansia yang merupakan populasi rentan.
Ketua pelaksana kegiatan, Prof. Dr. drg. Lindawati S. Kusdhany, Sp.Pros(K), menyampaikan, “Kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam penapisan status kerentaan mulut serta identifikasi dini terhadap risiko kerentaan dan gangguan fungsi mulut pada lansia. Ia menekankan bahwa kerentaan mulut berkontribusi terhadap terjadinya sarkopenia. Oleh karena itu, program OPA-OMA diharapkan mampu meningkatkan kesadaran, deteksi dini, serta memberikan perawatan yang lebih baik bagi lansia dalam menjaga massa ototnya. Kesehatan mulut yang optimal juga diharapkan dapat mencegah dampak lanjutan terhadap kualitas hidup para lansia.”
Dekan FKG UI, Prof. drg. Lisa Rinanda Amir, Ph.D., PBO, menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi ini. Menurutnya, program OPA-OMA merupakan contoh nyata bagaimana pengabdian masyarakat dapat dijalankan dengan pendekatan berbasis ilmiah, kolaboratif, dan berdampak langsung. Ia menyampaikan, “Kami di FKG UI percaya bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut lansia tidak bisa dipisahkan dari pendekatan holistik terhadap kesehatan umum mereka. Kegiatan seperti ini menunjukkan bagaimana ilmu prostodonsia dapat berkontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya kelompok usia lanjut.”
Kegiatan ini melibatkan sejumlah dosen,tenaga pendidik dari Departemen Prostodonsia FKG UI yang turut berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan edukasi selama program berlangsung. Kehadiran tim akademik dari FKG UI diharapkan mampu mendorong implementasi ilmu berbasis bukti secara langsung kepada masyarakat, khususnya kelompok lansia dalam perawatan kesehatannya.
Melalui program ini, FKG UI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui kegiatan pengabdian yang berbasis keilmuan dan kolaborasi. Upaya lintas sektor dan institusi seperti OPA-OMA diharapkan dapat menjadi model implementatif bagi program serupa di wilayah lain.




