FKG UI & Fakulti Pergigian UiTM Malaysia Targetkan Penurunan Angka Penderita Penyakit Gigi & Mulut Pada Anak Berkebutuhan Khusus


Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal penting dalam proses tumbuh kembang anak. Namun, hal tersebut sering luput dari perhatian orang tua, terlebih pada anak dengan kebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus lebih rentan mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dikarenakan, mereka memiliki kondisi fisik intelektual sosial dan emosional yang berbeda. Itulah yang membuat mereka memerlukan perhatian agar bisa tetap tumbuh dan berkembang layaknya anak pada umumnya. WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa kebersihan gigi dan mulut merupakan masalah yang sering muncul dalam aspek kesehatan dan sosial terutama pada anak berkebutuhan khusus. Tercatat di Indonesia, persentase anak berkebutuhan khusus sekitar 7-10 % dari jumlah penduduk dan 81,36 % diantaranya memiliki kebersihan gigi dan mulut yang buruk.

Penyebab permasalahan kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus dapat dikaitkan dengan infeksi mulut yang sering terjadi dan penyakit periodontal, kelainan lahir kraniofasial, dan kelainan email. Selain itu juga bisa diakibatkan karena obat-obatan tertentu, diet khusus, dan kesulitan dalam mempertahankan kebersihan sehari-hari. Beberapa masalah di rongga mulut yang sering didapatkan pada anak dan individu berkebutuhan khusus adalah penumpukan kalkulus yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis, hipoplasia email, karies, gigi berjejal, maloklusi, anomali gigi, bruxism, dan keausan permukaan gigi, serta trauma dentoalveolar. Orang tua bersama guru pendamping di sekolah memegang peranan kunci dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus, karena paling mengetahui dan memahami kondisi dari mulai anak lahir sampai dia besar, semakin aktif peranan orang tua dan guru dalam membimbing anak untuk melakukan kebiasaan rutin seperti menyikat gigi, maka akan mengurangi angka karies.

Peran penting institusi pendidikan juga sangat diperlukan dalam membantu masyarakat terutama orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, berangkat dari latar belakang tersebut, Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat-Pencegahan (IKGM-P) FKG UI & Fakulti Pergigian UiTM Malaysia sepakati untuk berkolaborasi, bertukar informasi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat  mengenai perkembangan dalam penanganan kesehatan gigi dan mulut khususnya Special Care Dentistry.

Aksi nyata bersama lindungi kesehatan gigi dan mulut anak berkebutuhan khusus ini, bertajuk “Together We Care” dikemas dalam program pertukaran mahasiswa pasca-sarjana (Student Exchange) & Staf Pengajar Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia di FKG UI selama empat belas hari, yang telah  berakhir pada pertengahan bulan Mei ini. Rangkaian kegiatan dimulai dengan pelatihan (workshop) untuk staf pengajar, mahasiswa magister dan spesialis dalam penanganan dan manajemen perilaku pasien berkebutuhan khusus, dilanjutkan dengan kuliah umum dalam topik yang sama oleh Associate Professor Dr. Mas Suryalis Ahmad, dan Dr. Aswin Azzilah. Kunjungan dilanjutkan dengan kegiatan pengabdian masyarakat ke Yayasan yang menangani individu berkebutuhan khusus; yaitu Yayasan Sayap Ibu Bintaro dan Menteng Wadas, serta Rumah Ceria POTADS (Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrom). Mahasiswa UitM juga berkesempatan melakukan kunjungan ke fasilitas pendidikan kesehatan di UI (RS UI, RSKGM FKG UI, dan Rumpun Ilmu Kesehatan), pertukaran seni dan budaya dengan mahasiswa UI

“Kolaborasi internasional seperti ini perlu dikembangkan secara berkelanjutan, agar memberikan dampak yang positif dalam peningkatan pengetahuan serta kompetensi staf dan mahasiswa dari kedua negara (Indonesia-Malaysia) dalam penanganan masalah kesehatan gigi dan mulut khususnya bagi anak berkebutuhan khusus. Selain itu, melalui program ini diharapkan dapat mendukung pemerintah dalam upaya penurunan angka penderita penyakit gigi dan mulut di tanah air” Kata Dekan FKG UI, Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSc., Sp.Ort(K).

id_IDIndonesian